Headlines News :
Home » , » Iwan Fals dan Tragedi Bintaro yang terulang

Iwan Fals dan Tragedi Bintaro yang terulang



Tragedi di dunia per kereta apian Indonesia kembali terjadi. Sekitar pukul 11.10 WIB tanggal 9 Desember 2013, kereta rel listrik (KRL) Jabotabek rute Stasiun Serpong-Tanah Abang bertabrakan dengan truk bermuatan bahan bakar Pertamina di perlintasan kereta api Bintaro Permai. Akibatnya, truk dan gerbong khusus wantia di bagian depan rangkaian kereta terbakar. (Sumber: Tempo.co.id).

Tragedi ini mengingatkan kita pada tragedi Bintaro puluah tahun silam yang peristiwa tersebut diabadikan oleh Iwan Fals dalam lagunya yang berjudul 1910. Angka 1910 menunjukkan tanggal kejadian tragedi tersebut yaitu tanggal 19 Oktober. Dua buah kereta api yang berhadap-hadapan dan bertabrakan menyebabkan kedua kereta hancur dan ringsek.  Tragedi ini begitu dahsyat sehingga merenggut nyawa 156 orang dan ratusan lainnya terluka. (sumber: wikipedia).

Menarik jika kita menyanyikan lirik dalam lagu 1910. Seperti lagu-lagu bang Iwan lainnya yang sarat akan kritik sosial, lagu 1910 pun banyak menyentil kondisi sosial saat itu dimana selalu rakyat yang menjadi korban ataupun dikorbankan.

Apa kabar kereta yang terkapar di senin pagi
Di gerbongmu ratusan orang yang mati
Hancurkan mimpi bawa kisah
Air mata… air mata…

Belum usai peluit belum habis putaran roda
Aku dengar jerit dari Bintaro
Satu lagi catatan sejarah
Air mata… air mata…

Penggambaran yang dalam atas tragedi tersebut dimana ratusan orang yang notabene rakyat kebanyakan yang mati sia-sia.

Berdarahkan tuan yang duduk di belakang meja
Atau cukup hanya ucapkan belasungkawa aku bosan
Lalu terangkat semua beban dipundak

Semudah itukah luka-luka terobati
Nusantara, tangismu terdengar lagi
Nusantara, derita bila terhenti

Tak ada satupun pemimpin yang terketuk nuraninya untuk merasa bertanggung jawab atas tragedi tersebut. Tak ada pejabat yang ditangkap. Bahkan untuk mengundurkan diri sekalipun. Tak ada. Mereka yang dianggap bertanggung jawab dan memikul dosa ratusan nyawa adalah masinis dan petugas stasiun kereta. Lagi-lagi rakyat kecil dikorbankan.

Bilakah… bilakah…
Sembilan belas oktober tanah Jakarta berwarna merah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata… air mata…

Pada saat itu tanah Jakarta bersimbah darah. Dan kini, lagi-lagi darah itu kembali tumpah. Lagi-lagi kita semua tidak belajar dari pengalaman. Iwan Fals secara simbolis telah mengatakan bahwa seharusnya setiap tragedi dalam hal ini tragedi Bintaro menjadi cermin dan pelajaran bagi kita dimasa depan untuk tidak mengulangi kejadian yang memakan korban. Namun ternyata pihak terkait tidak juga belajar. Lagi-lagi pemerintah tidak belajar, atau memang tidak peduli.

Sampai kapan hal ini terjadi. Kejadian yang sama, tragedi yang sama, dilokasi yang sama, di negeri yang sama. Haruskah Iwan Fals atau siapapun, membuat bait-bait kematian lagi.

Miris rasanya. Di ibukota metropolitan yang megah. Ditengah pusat pemerintahan negara. Masih saja terjadi kesalahan sistem publik. Masih saja kekacauan pelayanan publik. Ya, terulangnya tragedi ini merupakan cerminan kondisi sosial negeri kita yang masih jauh dari keteraturan. Tragedi ini memberikan sinyal kepada kita bahwa masih ada yang salah dalam pengelolaan negara ini.

Semoga kejadian Bintaro jilid kedua menjadi tragedi terakhir. Semoga kita semua belajar banyak dari kesalahan. Semoga ke depannya negeri kita mendapat seorang pemimpin yang dapat melindungi rakyatnya, memajukan bangsanya dan menjadikan Indonesia negeri yang aman, damai, teratur dan modern dibawah lindungan Ilahi.

Share this post :

Post a Comment

 
Support : Iwan Fals | Iwan Fals | Iwan Fals
Copyright © 2011. IWAN FALS - All Rights Reserved
Template Created by Iwan Fals Published by Iwan Fals
Proudly powered by Blogger